Minggu, 04 Mei 2014

IMUNISASI DASAR

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009:101). Bayi dan anak-anak lebih mudah terserang berbagai macam jenis penyakit karena system pertahanan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya. Bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit mudah menular apabila bersentuhan dengan manusia atau binatang dan lainnya menular melalui udara. Untuk menolak virus dan bakteri dengan cara pemberian imunisasi. Pemberian imunisasi pada bayi yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor di antaranya terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri bayi.
B.      Rumusan Masalah
A.      Pengertian Imunisasi Dasar
B.      Tujuan Imunisasi
C.      Sasaran Program Imunisasi
D.     Manfaat Imunisasi
E.      Jenis Imunisasi
F.       Jenis-jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi
G.     Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Imunisasi Dasar Pada bayi
H.     Penyakit Yang Dapat dicegah Dengan Imunisasi
I.        Pedoman Pemberian Imunisasi





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Imunisasi Dasar
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).  
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir  sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.  (Depkes RI, 2005).  
Secara khusus, antigen merupakan bagian protein kuman atau racun yang jika  masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh harus memiliki zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh manusia disebut antibody. Zat anti terhadap racun kuman disebut antitoksin.
Dalam keadaan tersebut, jika tubuh terinfeksi maka tubuh akan membentuk antibody untuk melawan bibit penyakit yang menyebabkan terinfeksi. Tetapi antibody tersebut bersifat spesifik yang hanya bekerja untuk bibit penyakit tertentu yang masuk ke dalam tubuh dan tidak terhadap bibit penyakit lainnya (Satgas IDAI, 2008).
B.      Tujuan Imunisasi
Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah. Adapun tujuan program imunisasi dimaksud bertujuan sebagai berikut :
1.      Tujuan Umum
 yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejam), Measles (campak), Polio dan Tuberculosis.
2. Tujuan Khusus, antara lain :
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi   lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa Kelurahan pada tahun 2010.
b. Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun 2008.
c. Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan kasus TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada tahun 2008.
d. Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun pada tahun 2006
C.      Sasaran Program Imunisasi
Sasaran program imunisasi yang meliputi sebagai berikut :
1. Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis-B.
2. Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk mendapatkan imunisasi TT.
3. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi DPT. 4. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan imunisasi TT (dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi TT (Depkes RI, 2005).
D.     Manfaat Imunisasi
Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang sering berjangkit;
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak sakit;
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2001).
E.      Jenis Imunisasi
1.      Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun (A.H Markum, 2002).
Adapun tipe vaksin yang dibuat “hidup dan mati”. Vaksin yang hidup mengandung bakteri atau virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi. Vaksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya dan disebut toxoid. (A.H Markum, 2002).
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah :
- BCG, untuk mencegah penyakit TBC.
- DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
- Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
- Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
- Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis
2.      Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).
Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer melalui plasenta adalah immunoglobulin G (LgG). Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A (LgA). Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk menunjang kekebalan tubuhnya.
Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif diperoleh karena pemberian dari luar tubuh. Salah satu contoh imunisasi pasif adalah Inmunoglobulin yang dapat mencegah anak dari penyakit campak (measles). (AH, Markum, 2002)
F.       Jenis-jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi
a. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.
b. Hepatitis B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya.
c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu ) dengan interval 4-8 minggu.
d. Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI ) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
e. Campak
Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
G.     Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Imunisasi Dasar Pada bayi
Keberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi memerlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak terutama kesadaran ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke pelayanan imunisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar pada bayi yaitu :
a.      Tingkat pengetahuan
Seorang ibu akan membawa bayinya untuk diimmnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat immnunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya.
b.      Jumlah anak
Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu memberikan perhatian penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun mental mereka berikan secara baik. Akan tetapi perhatian kepada anak akan terbagi bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi sejumlah anak yang dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama untuk semua anaknya. Hasil SDKI 1997 terlihat bahwa anak yang tidak pernah di imunisasi terbesar adalah anak bungsu.
c.       Urutan kelahiran
Dari hasil SDKI 1997 terlihat bahwa berdasarkan urutan kelahiran yang diimunisasi lengkap adalah anak I sebesar 56,6%, anak ke 2-3 sebesar 62,1%, anak ke 4-6 sebesar 42,3%, sedangkan anak ke > 7 hanya 32,4%.
d.      Jenis efek samping imunisasi
Pemberian imunisasi mempunyai beberapa efek samping yang berbeda untuk setiap jenis imunisasi, sering kali ibu bayi tidak percaya bahwa reaksi yang timbul setelah bayi diimunisasi hanya sebagai pertanda reaksi vaksin dalam tubuh bayi. Jika tingkat pengetahuan ibu rendah akan menyerbabkan ketakutan pada ibu untuk membawa bayinya imunisasi.
e.      Penilaian pelayanan imunisasi
Dalam hal ini pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada bayi sangat penting, karena apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka si ibu merasa enggan membawa bayinya untuk imunisasi.
f.        Jarak pelayanan
Jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah ibu biasanya menjadi pertimbangan untuk membawa bayinya imunisasi. Apabila jaraknya jauh dari rumah, transportasi yang sulit maka ibu merasa enggan membawa bayinya imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi (Mariaty , 2003).
H.     Penyakit Yang Dapat dicegah Dengan Imunisasi
a.      TUBERCULOSIS
Tuberculosis yakni penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis,  yang pada umumnya sering mengenai paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ-organ lainnya, seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lain-lain.
Seseorang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit tuberculosis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah infeksi maka terjadi respon imunitas selular yang dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Satgas IDAI, 2008).
b.      DIFETRI
Difteri yaitu suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated desease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Seseorang anak dapa terinfeksi
difteria pada nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein selular dan menyebabkan destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/ membran yang dapat menyumbat jalan nafas.
c.       TET            ANUS
Tetanus yaitu penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri Clostridium tetani yang umumnya terjadi pada anak-anak. perawatan luka, kesehatan gigi dan telinga merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus disamping imunisasi terhadap tetanus baik aktif maupun pasif.
d.       PERTUSIS ATAU BATUK REJAN
Pertusis adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis, yakni bakteri batang yang bersifat gram negatif dan membutuhkan media khusus untuk isolasinya.
Gejala utama pertusis timbul saat terjadinya penumpukan lendir dalam saluran nafas akibat kegagalan aliran oleh bulu getar yang lumpuh dan berakibat terjadinya batuk paroksismal. Pada serangan batuk seperti ini, pasien akan muntah dan sianosis, menjadi sangat lemas dan kejang.
Demikian juga, bayi dan anak prasekolah mempunyai resiko terbesar untuk terkena pertusis termasuk komplikasinya. Pengobatannya dapat dilakukan dengan antibiotik khususnya eritromisin dan pengobatan suportif terhadap gejala batuk yang berat, sehingga dapat mengurangi penularan.
e.      CAMPAK (MEASLES)
Campak yaitu penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan gejala panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem, diikuti dengan erupsi makulopapular yang menyeluruh.
f.        POLIO
Polio yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh virus poliomyelitis pada medula spinalis yang secara klasik dapat menimbulkan kelumpuhan, kesulitan bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Gejalanya ditandai dengan menyerupai influenza, seperti demam, pusing, diare, muntah, batuk, sakit menelan, leher dan tulang belakang terasa kaku.
g.      HEPATITIS-B
Hepatitis B yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis-B (VHB) yang dapat menyebabkan kematian, biasanya tanpa gejala, namun jika infeksi terjadi sejak dalam kandungan akan menjadi kronis, seperti pembengkakan hati, sirosis dan kanker hati, jika terinfeksi berat dapat menyebabkan kematian.

I.        Pedoman Pemberian Imunisasi
Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berilah imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur 1 tahun. Khusus untuk campak, dimulai segera setelah anak berumur 9 bulan. Pada umur kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembentukan zat kekebalan tubuh anak dihambat karena masih adanya zat kekebalan yang berasal dari darah ibu (Satgas IDAI, 2008).
Urutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah dosis yang dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi. Untuk jenis imunisasi yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus diperhatikan rentang waktu antara satu pemberian dengan pemberian berikutnya.
Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Menurut Frekwensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian
VAKSIN
PEMBERIAN IMUNISASI
SELANG WAKTU PEMBERIAN
UMUR
KETERANGAN
BCG
1 X
-
0-12 BLN
Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit /Puskesmas Hep-B, BCG dan Polio dapatsegera diberikan
DPT
3 X
(DPT 1,2,3)
4 MINGGU
2-11 BLN
POLIO
4 X
(POL 1,2,3,4)
4 MINGGU
0-11 BLN
CAMPAK
1 X
-
9-11 BLN
HEP-B
3 X
(HEP-B 1,2,3)
4 MINGGU
0-11 BLN
Dari tabel diatas, bahwa pemberian imunisasi pada bayi usia 0-11 bulan diberikan dengan selang waktu pemberian 4 minggu dengan variasi pemberian vaksin yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi dan tentunya sesuai dengan tingkatan usia bayi yang akan diberikan imunisasi.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan
B.      Saran

Sebaiknya memang setiap ibu melakukan imunisasi terhadap buah hatinya agar bisa mencegah atau meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.

1 komentar:

  1. TINY METAL - Titanium Rails
    TINY METAL. TINY METAL. TINYMETAL. TINY titanium knee replacement METAL. TINYMETAL. TINY METAL. TINY METAL. titanium oxide TINY babylisspro nano titanium METAL. TINY METAL. TINY ray ban titanium METAL. TINY METAL. TINY METAL. TINY METAL. TINY METAL. TINY METAL. titanium hammers

    BalasHapus